Welcome
Dengan menulis ini lah caraku untuk berprotes dan bersyukur atas kehidupan dunia. Menuliskan setiap apa yg ku lihat, ku dengar, dan ku rasakan. Pesan, nasihat, perasaan, kebahagiaan, kesedihan, apapun itu yang terjadi, tulis! Menulislah seperti bernafas :)
Semua berawal dari keinginan yang begitu kuat buat nginjekin kaki ini dikota gudeg. ga tau kenapa pokoknya pengen banget. sebenarnya sih cuma kependam dalam hati aja. sempet mikir ga mungkin aku kesana sendirian,ngapain juga kesana kalo ga ada tujuan yang jelas? repot mikirin tidurnya ntar dimana? kesananya naek apa? ya maklumlah nasib jadi tipe A yang perlu banget namanya planning dalam ngelakuin sesuatu, kudu jelas and detail semua-muanya.
Terus ni ya, suatu malam aku dapet kabar kalo temen dari luar pulau ada yang mo ke jogja. wah momen langka ni yee.. kali aja bisa ketemu, lumayanlah kalo ketemu dijogja kan jadinya aku ga perlu repot ketemu ditempatnya dia, lampung meenn lampung! jauh banget noh.. boro-boro ke lampung, bandung aja aku belum pernah kesono. hiyuuuuhh kasian deh... so, akhirnya aku tanyain dia kenapa mendadak cuuusss ke jogja, eh ga taunya dia malah baru bales smsku pas subuhnya. "Adikku sakit la', kena DBD and lagi study tour disana. bapakku juga kena, tapi dirawatnya di RS lampung. nah aku yang jaga adik, ibu jaga bapak."
Cettaaaarrr..!! innalillahi wa inna ilaihi raji'un.sempet kaget bin shock sekian detik. what??
sebotol edelweis nan cantik..ah kehadiranmu mengingatkanku
akan kenangan lalu.
Lalu, terlintas tanya dalam benakku.. pada siapa akhirnya
edelweis ini akan kuberikan?
dan muncul pula keraguan dalam benak,apakah ia memang pantas
untuk mendapatkannya?
ataukah cukup ku letakkan saja sbotol edelweis ini disudut
kaca jendela kamar??
agar ia senantiasa bebas bercengkrama dg terik sinar
matahari n rembulan yg setia menemaninya :)
edelweis, bunga lambang keabadian, akankah keindahanmu tetap
abadi ketika kau telah menjadi miliknya?
harapan, ya, hanya harap yg bisa ku panjatkan pd Sang
Pencipta, smoga kehadiranmu untuknya bisa mmbawa keabadian cintanya untukku,
untuk kami brdua.
semoga dia tahu, bahwa aku disini masih sabar menunggunya
datang menjemputku.
ya, datang mnjmputku,menjmput kita,menjmput sebotol bunga
cantik yg setia menunggu pemilik barunya,sebotol bunga cantik yg membawa
keabadian atas nama ♥
edelweiss, bunga cantik lambang keabadian yang sarat makna..
kehadirannya mampu memanggil kenangan masalalu secara tak trduga :)
Hari Senin wage 21 Januari 1991 pagi, ada seorang ibu yang
sedang hamil merasakan sakit yang teramat pada kandungannya yang sudah berusia
9 bulan. Ya, beliau adalah ibuku. Dengan menahan sakit, pagi itu beliau menuju
rumah mbah ibu untuk menyuruh wik (sebuah panggilan sejenis tante untuk adik
ayahku) agar menjemput ayahku yang sedang dinas di kantornya. Berhubung ayahku lama
ga datang-datang, ibu memutuskan untuk berangkat ke bidan ditemani mbok Tiny (wanita paruh baya yang suka
bantu-bantu dirumah). Dengan naek becak, ibu ditemani mbok Tiny berangkat ke Bu
Is, seorang bidan di daerah Murukan, desa sebelah. Dalam perjalanan ke rumah bu
Bidan, jembatan yang dilewati sedang dalam perbaikan sehingga harus putar balik
lewat jalur lainnya. Beneran ga kebayang itu gimana rasanya nahan sakit mau
ngelahirin, posisi diatas becak. Hehehe mungkin ini juga penyebab aku suka
banget sama yang namanya naik becak sampe sekarang^^
Jam 12.45 siang Allah mempercayaiku untuk
La Takhaf Wa La Tahzan, Innallaha ma’ana
Setiap manusia dilahirkan dengan hati yang bersih, walau kemudian suatu hari cinta dapat membuatnya patah tak terperi. Banyak kata, banyak makna dan banyak renungan ketika patah hati menyerang diri. Terasa begitu menyakitkan, walau hanya sekedar menghela nafas.
Air mata dihapus, kesedihan ditunda dulu.
Kekesalan dan amarah di tahan, digantikan dengan istighfar sebanyak-banyaknya. Tetap bertawakal karena ku yakin